Benih yang baik harus memenuhi beberapa persyaratan yaitu mempunyai daya
tumbuh minimal 80 – 85 %, bentuk utuh, bernas warna mengkilat, tidak
bernoda coklat terutama pada mata bijinya , bebas dari hama dan
penyakit, seragam tidak tercampur dengan varietas lainya, bersih dari
kotoran.
Persiapan lahan.
Pengolahan lahan dengan mencangkul / bajak tanah sedalam 20 – 30 cm.
Buat bedengan / guludan dengan lebar sekitar 1 m dan tinggi sekitar 30cm, jarak antar bedengan / guludan 40 -50 cm.
Pemupukan dasar campur 15 – 20 ton / ha pupuk kandang, atau pakai campuran
Pupuk makro Urea 62 kg +TSP 250 kg + KCL 90 kg / ha.( Rekomendasi untuk
tanaman buncis pada tanah mineral dengan tingkat kandungan P dan K sedang )
.Pemupukan dasar ini tidak di anjurkan jika tingkat kesuburan tanah tinggi.
Penanaman.
Jarak tanam yang di gunakan adalah 20 x 50 cm, baik untuk
tanah datar atau tanah miring. Setelah menentukan jarak tanam , kemudian
membuat lubang degan cara di tugal atau gejik ( jawa ). Dengan kedalaman
sekitar 4 – 6 cm , untuk tanah gembur, 2 -4 cm untuk jenis tanah liat.(
hal ini disebabkan pada tanah liat yang kandungan air cukup banyak,
sehingga di khawatirkan benih akan membusuk sebelum berkecambah ).
Masukan biji benih dalam lubang 2 -3 butir benih, lalu tutp pakai tanah ,atau kompos.
Ajir atau lanjaran perlu di berikan 20 hari setelah tanam, agar
pertumbuhan dapat lebih baik, dengan panjang 2 – 2,20 m, di pasang
berhadapan dan di ikat jadi satu pada ujungnya.
Pemeliharaan.
Penyulaman di lakukan di bawah 10 hari setelah tanam, dengan menyulam benih yang tidak tumbuh.
Pemangkasan di lakukan sebatas pembetukan sulur setelah tanam berumur 2 dan 5 minggu.
Pemupukan.
Dilakukan pada umur 14 – 21 hari setelah tanam , pakai campuran pupuk makro:
2 minggu setelah tanam Urea 62 kg + TSP 45 kg / ha.
4 minggu setelah tanam Urea 62 kg + TSP 45 kg / ha.
Atau pakai pupuk majemuk NPK dengan dosis yang sama. Dengan cara tebar
di sekitar tanaman 10 -15 cm dari tanaman , lalu di airi. Atau dengan
cara di kocor pakai air dengan campuran pupuk tersebut diatas.
Pengairan.
Biasanya di lakukan pada musim kemarau 1 – 2 kali seminggu , lihat
kondisi tanah. Dan bila penanaman di musim hujan , hal yang perlu di
perhatikan adalah pembuangan saja.
Penyiangan perlu di lakukan bila ada gulma yang mengganggu.
Hama dan penyakit.
a. Kumbang daun.
Gejalanya daun kelihatan berlubang – lubang, bahkan kadang – kadang
tinggal kerangka atau tulang – tulang daunya saja, tanaman menjadi
kerdil dan polongnya kecil – kecil.
Pengendalianya : lakukan penyemprotan dengan insektisida Lannate 25 WP, dengan konsentrasi 1,5 – 3 cc / liter air.
b . Penggerek polong.
Gejalanya polong yang masih muda nengalami kerusakan bijinya banyak
Yang keropos.Semprot dengan insektisida.
C .Lalat kacang.
Gejalanya daun berlubang – lubang dengan arah tertentu ,dari tepi menuju
Tangkai atau tulang daun, gejala lebih lanjut berupa pangkal batang yang
Membengkok / pecah kemudian tanaman menjadi layu, berubah kuning,
Dan akhirnya mati , atau bisa jadi pertumbuhanya terganggu / kerdil.
Pengendalianya musnahkan tanaman yang terserang lakukan penyemprot
an dengan insektisida tanaman yang belum terserang.
d. Kutu daun.
Gejala lebih jelas terlihat pada tanaman yang masih muda, bila serangan he
bat pertumbuhanya kerdil dan batang memutar, daunya menjadi keriting
dan kadang berwarna kuning.
Pengendalianya lakukan penyemprotan dengan insektisida Orthene 75 sp,
Dengan dosis lihat label botol obat.
e. Ulat jengkal semu.
Gejalanya di bawah daun terdapat telur yang bergerombol, setelah menetas
ulatnya akan memakan daun – daun yang muda maupun yang tua.
Dau n menjadi berlubang bahkan dapat habis sama sekali.
Pengendalianya bersihkan gulma – gulma tempat persembunyian hama tersebut dan lakukan penyemprotan dengan insektisida Hotathion 40 Ec, dengan dosis lihat di label obat.
f. Ulat penggulung daun.
Gejalanya daun kelihatan menggulung dan terdapat ulat yang di lindungi
oleh benang sutera dan kotoran , polongnya sering ikut di rekatkan sama
–sama daunya, daunya berlubang – lubang bekas gigitan ulat ini.
Pengendalian buang daun yang terserang dan lakukan penyemprotan dengan
insektisida Azodrin 15 WSC. Dengan dosis lihat label obat.
g. Penyakit antraknosa.
Polong buncis muda terdapat bercak – bercak kecil ,bagian tepi warna
coklat karat dengan warna kemerah – merahan. Bentuknya tidak beraturan
yang satu dengan yang lain.
Pengendalian sebaiknya pilih bibit yang bebas dari penyakit atau merendam benih dengan fungisida Agrosid 50 SD sebelum di tanam.
Lakukan penyemprotan dengan fungisida Delsene Mx 200, dengan konsentrasi
1 -2 gr / liter , atau dengan fungisida Velimek 80 Wp, dengan
konsentrasi 2 -2,5 gr / liter air.
h. Penyakit embun tepung.
Gejalanya daun , batang , dan buah berwarna putih keabuan.
Pengendalianya
Bagian yang terserang baiknya di potong / buang , dapat juga di semprot
dengan fungisida Morestan 25 Wp, dengan konsentrsai 0,5 – 1 gr / liter
air dan volume 1.000 liter/ ha.
i. Penyakit layu.
Gejala :
Tanaman akan terlihat layu, kuning dan kerdil. Bila batang tanaman yang diserang dipotong melintang, maka akan terlihat warna coklat atau dipijat akan keluarlah lendir yang berwarna putih.
Pengendaliannya :
Dilakukan dengan cara menyiram tanaman dengan air yang bebas dari penyakit, bila hendak membuat persemaian lebih baik tanah disterilisasi dulu dengan air panas 100o C. Dilakukan dengan penyemprotan fungisida Agrept 20 WP dengan konsentrasi 0,5 - 1/lt air
Tanaman akan terlihat layu, kuning dan kerdil. Bila batang tanaman yang diserang dipotong melintang, maka akan terlihat warna coklat atau dipijat akan keluarlah lendir yang berwarna putih.
Pengendaliannya :
Dilakukan dengan cara menyiram tanaman dengan air yang bebas dari penyakit, bila hendak membuat persemaian lebih baik tanah disterilisasi dulu dengan air panas 100o C. Dilakukan dengan penyemprotan fungisida Agrept 20 WP dengan konsentrasi 0,5 - 1/lt air
j. Penyakit Bercak daun
Daun bercak kecil berwarna coklat kekuningan lama kelamaan bercak akan
Daun bercak kecil berwarna coklat kekuningan lama kelamaan bercak akan
melebar dan bagian tepinya terdapat pita berwarna kuning.
Akibat lebih parah, dau akan menjadi layu dan berguguran. Bila sampai
menyerang polong, maka polong akan bercak kelabu dan biji yang
terbentuk kurang padat dan ringan.
Pengendaliannya :
Benih buncis direndam dulu dalam air panas dengan suhu 48 C selama 30
Benih buncis direndam dulu dalam air panas dengan suhu 48 C selama 30
menit. Bilas dengan air dingin dan keringkan. Dengan penyemprotan
menggunakan Baycor 300EC, konsentrasi 0,5 - 1 lt/ha. Bisa juga
menggunakan Bayleton 250 EC, konsentrasi 0,25 – 0, 5 liter / ha.
k. Penyakit Hawar Daun
Gejala :
Pertama-tama terlihat bercak kuning dibagian tepi daun, kemudian meluas
Gejala :
Pertama-tama terlihat bercak kuning dibagian tepi daun, kemudian meluas
menuju tulang bagian tengah. Daunnya terlihat layu, kering dan coklat
kekuningan. Bila serangannya hebat, daun terlihat berwarna kuning,
seluruhnya dan akhirnya rontok, gejala tersebut dapat meluas kebatang,
sehingga lama kelamaan tanaman akan mati.
Pengendaliannya :
Dengan cara memilih benih yang berkwalitas baik. Perendaman benih
Pengendaliannya :
Dengan cara memilih benih yang berkwalitas baik. Perendaman benih
dalam Sublimat dengan dosis 1gr /Lt air selama 30 menit.
l. Penyakit Busuk Lunak
Gejala :
Daun bebercak, berair warnanya menjadi kecoklatan. Gejala ini cepat
l. Penyakit Busuk Lunak
Gejala :
Daun bebercak, berair warnanya menjadi kecoklatan. Gejala ini cepat
menjalar ke seluruh bagian tanaman. Sehingga tanaman menjadi lunak,
berlendir dan berbau busuk.
Pengendaliannya
Tanaman yang sudah terserang berat sebaiknya dibuang dan di buang,
Pengendaliannya
Tanaman yang sudah terserang berat sebaiknya dibuang dan di buang,
dapat dilakukan dengan menyemprotkan Cupravit OB-21, dengan
konsentrasi 4gr/lt air, Delsene Mx200, konsentrasi 2-4 gr/lt air.
m. Penyakit Karat
Gejala :
Pada jaringan daun terdapat bintik-bintik kecil berwarna coklat, baik
m. Penyakit Karat
Gejala :
Pada jaringan daun terdapat bintik-bintik kecil berwarna coklat, baik
di bagian daun sebelah atas maupun sebelah bawah. Biasanya dikelilingi
dengan jaringan khlorosis.
Pengendaliannya :
Dapat ditanam varitas buncis yang tahan dengan penyakit karat yaitu ;
Pengendaliannya :
Dapat ditanam varitas buncis yang tahan dengan penyakit karat yaitu ;
Manoa Wonder. Tanaman yang terserang berat sebaiknya dicabut dan di
Buang.
n. Penyakit Damping Of
Gejala :
Bagian batang bawah yang terletak dibagian keping biji terlihat
n. Penyakit Damping Of
Gejala :
Bagian batang bawah yang terletak dibagian keping biji terlihat
berwarna putih pucat karena mengalami kerusakan khlorofil.
Pengendaliannya :
Siram tanaman dengan air yang bebas penyakit, media semai yang
Pengendaliannya :
Siram tanaman dengan air yang bebas penyakit, media semai yang
dipakai juga yang telah disterilkan terlebih dahulu. Bisa juga
menggunakan Antracol 70WP, konsentrasi 2gr/lt air, volume larutan
600-800 lt/ha
o. Penyakit Ujung Kriting
Gejala :
Daun-daun muda menjadi kuning dan keriting, sedangkan daun yang
o. Penyakit Ujung Kriting
Gejala :
Daun-daun muda menjadi kuning dan keriting, sedangkan daun yang
sudah tua menggulung / melilin.
Penegndaliannya :
Dengan menanam tanaman yang resisten (tahan penyakit). Apabila
Penegndaliannya :
Dengan menanam tanaman yang resisten (tahan penyakit). Apabila
tanaman yang sudah terserang penyakit, sebaiknya segera dicabut atau di
buang.
( Pengendalian hama atau penyakit bila perlu saja, yaitu bila terlihat
gejala ada serangan atau penyakit. Untuk tindakan preventif lakukan
penyemprotan 1 -2 kali seminggu setelah tanam, dengan pestisisida ,
insektisida ,atau fungisida secara bergantian dengan dosis sesuai
anjuran diatas ).
Panen dan pasca panen.
Pemanenan di lakukan pada saat tanaman berusia 60 hari dan polong
memperlihatkan ciri- ciri warna polong agak muda dan suram , permukaan
kulitnya agak kasar , biji dan polong belum menonjol dan polong akan
mengeluarkan bunyi letupan bila di patahkan.
Pemanenan di lakukan secara bertahap yaitu setiap 2 -3 hari sekali dan
di hentikan pada saat tanaman berumur 80 hari atau 7 kali panen.
Sortasi polong buncis yang cacat akibat serangan hama penyakit, polong tua , atau yang patah akibat panen yang kurang baik, semuanya harus di pisahkan .
Cara penyimpanan yang biasa di lakukan adalah dengan system refrigasi
( pendinginan ), dengan suhu 0 – 4,4 derajat celcius dan RH 85 – 90 %.Ruangan
penyimpanan di usahakan agar udara segar dapat selalu beredar dan berganti.
0 komentar:
Posting Komentar